
Ternyata Menstrual Hygiene Day itu jatuh pada 28 Mei. 28-05. Tanggal 28 diambil dari angka 28 di rata-rata 28 hari masa siklus menstruasi, bulan ke-5 diambil dari angka 5 di 5 hari rata-rata lama menstruasi. Sependek pemahamanku, MHDay dilatarbelakangi oleh keresahan akan period stigma (silakan cek artikel terkait period stigma di link berikut https://www.verywellmind.com/what-is-period-stigma-5116231) dan berikut adalah visi dari MHDay dikutip dari menstrualhygieneday.org “By 2030, it is possible to create a world where no woman or girl is held back because she menstruates. This means a world in which every woman and girl is empowered to manage her menstruation safely, hygienically, with confidence and without shame”.
Aku pribadi di sini (dan i believe para pembaca tulisan ini pun) bisa dibilang termasuk orang-orang beruntung karena sudah diberkahi privilege kemudahan mengakses berbagai period products yang bisa kita pilih sesuai kenyamanan masing-masing. Sudah ada banyak berbagai merek pembalut sekali pakai, dan akhir-akhir ini juga aku sudah cukup sering melihat banyak perempuan yang berbagi pengalaman mereka menggunakan mens cup ataupun menspad. Saat ini di Indonesia (or at least di social mediaku) pun kurasa sudah tidak tabu untuk membicarakan hal-hal seputar menstruasi. Atau mungkin memang karena aku berada di circle usia yang sudah dewasa, sudah matang pemikirannya sih ya. Tapi seingatku, sejak masih sekolah pun, rasanya tidak sungkan saat menyebutkan bahwa aku sedang menstruasi. Bahkan saat membutuhkan pembalut, dan hanya bisa minta tolong ke teman laki-laki pun, mereka bersedia membantu.
Pun dengan kemudahan mengakses air bersih. Selama ini sepertinya jaraaaang sekali merasaakan perasaan tidak nyaman terkait tidak bisa mengganti pembalut, even saat sedang tidak di rumah sendiri. Sebagai warga negara Indonesia yang kebetulan tinggal di kota besar dan memang di sini semuanya itu cebok pakai air, mengganti pembalut pun kurang lebih sama mudahnya dengan cebok. As easy as membersihkan pembalut pakai air, kemudian cuci tangan hingga bersih pakai sabun.
Hal yang dirasa menjadi masa sulit saat menstruasi itu, selain bagiku pribadi adalah period cramps yang Subhanallah bisa bikin terkapar selama 3 hari, adalah momen “tembus” saat hari ke-dua atau tiga dimana darah sedang mengalir banyak-banyaknya. Baik itu tembusnya di kasur yangmana bikin riweuh karena harus bersihin noda di sprei, atau saat sedang berkegiatan di luar rumah yangmana bikin repot karena harus nutupin noda yang tembus di bawahan yang sedang dipakai.
Bicara period cramps, aku jadi ingat, di sini itu bahkan seingatku saat masih ngantor dulu itu, perempuan punya jatah cuti satu hari di setiap bulannya, yangmana memang diperuntukan saat “hari pertama” menstruasi. Kalau melihat ini, mungkin memang di sini kita cukup jauh ya dari period stigma yang dialami perempuan di belahan bumi lain hingga adanya inisiasi campaign MHDay. Di sini bahkan masih ada yang mengerti dan memaklumi beratnya momen menstruasi yang dialami sebagian perempuan, yang bahkan mungkin yang membuat peraturan itu bisa jadi juga bukan hanya perempuan kan ya?
Tapi aku pernah juga sih membaca, kalau ga salah cerita Ibuk Iim Fahima Jachja yang duluuuuu sempat diunderestimate di dunia kerja oleh atasannya karena setiap bulan mengambil cuti saat menstruasi hari pertama. And look where she is now. Definisi perempuan sukses both karir dan rumah tangga kan beliau tuh. Berikut link postingan instagram beliau tentang hal ini: https://www.instagram.com/p/CNFHIErAnNh/. Ini mungkin yaa yang dimaksud dengan period stigma. Period stigma yang mungkin dialami di indonesia, di dunia kerja.
Kalau menurutmu bagaimana tentang period stigma di sini?
Yahhh sekian dulu tulisan berantakan hasil tumpahan pemikiran randomku terkait menstruasi dalam rangka mencari tau tentang Menstrual Hygiene Day. Kalau kalian pernah ngga sih ngalamin sendiri “period stigma”? Kalau pernah, kaya gimana? Semoga berkenan sharing yaaa di kolom komentar 🙂