Sebagai perantau yang belum minat untuk tinggal selamanya di Jakarta, saat akan menikah kami memutuskan untuk setelah menikah pun tetap hidup sebagai anak kost dan mencari tempat tinggal berupa kos-kosan yang layak untuk ditinggali dua orang. Berbeda dari pasangan suami istri lainnya yang mungkin lebih banyak yang memilih untuk saving agar bisa sambil mencicil rumah, concern kami saat ini belum ke sana dan masih merasa tidak masalah spend uang bulanan cukup besar untuk tempat tinggal sementara yang nyaman bagi kami. Ya, kami. Ini kesepakatan kami berdua untuk memilih hidup dengan cara seperti ini dulu 😊
Kami yang picky pun punya kriteria yang ketat dalam memilih calon tempat tinggal kami setelah menikah. Yang pasti karena kami saat itu masih sama-sama bekerja di kawasan kuningan, kami hanya mencari yang dekat area kuningan saja karena menurut Faj (suamiku) lebih baik agak mahal di tempat tinggal, tapi bisa saving waktu dan tenaga agar tidak habis di jalan. Juga agar aku bisa masak dengan nyaman tanpa harus rebutan dengan penghuni kost yang lain, kami mencari tempat yang di dalam kamarnya sudah ada dapur. Kalau kamar mandi di dalam kamar sih sudah pasti ya sejak masih kost masing-masing pun kami selalu cari yang seperti itu. Biasanya kamar yang di dalamnya sudah ada kamar mandi dan dapur seperti ini disebut dengan tipe studio dalam dunia properti. Agak sulit sebenarnya untuk mencari kosan tipe studio, terutama saat itu, tahun 2016. Biasanya tipe studio ada di apartemen dan merupakan tipe paling budget. Nah kenapa kami tidak tinggal di apartemen saja saat awal menikah? Karena kami merasa belum perlu dan belum nyaman untuk jadi anak apartemen. Kami belum siap dengan melonjaknya biaya hidup yang katanya di apartemen listrik dan airnya akan mahal, plus ada biaya maintenance juga, belum lagi soal makan yang harus siap untuk jajan mahal karena pasti lebih sulit dan jauh untuk cari warung makan di gang yang murah meriah.
Survey Awal
Long story short, setelah pencarian online dengan berbagai keyword, akhirnya Faj menemukan kost tipe studio yang menarik perhatiannya. Namanya di web iklannya saat itu adalah Kost Bagaz Jegez. Setelah kami coba hubungi CPnya via telpon untuk tanya harga dan fasilitas, kami cukup sreg dan langsung request untuk bisa lihat langsung kamarnya.
Awalnya agak susah menemukan alamatnya karena patokan yang diberikan sulit dicari. Ketika akhirnya menemukan kostnya pun kami menunggu lamaa di depan kost karena saat itu CP yang kami hubungi sedang tidak ditempat. First impression yang kurang menyenangkan ya sebetulnya. Tapi ternyata setelah masuk dan melihat bangunan kost serta kamarnya, that’s worth the wait. Kami pribadi sangat suka dengan desain rumah kost dan kamarnya.

Kosan ini terlihat sederhana namun cukup artsy dengan tipe bangunan unfinished building. Dari luar sudah terlihat bangunannya berbeda dengan rumah-rumah di sekitar, hanya terlihat dinding tinggi dan gerbang yang mengarah ke parkiran saja. Dinding tinggi tersebut dibaliknya adalah kamar-kamar kostnya, total ada 4 lantai. Tiga lantai dengan 6 kamar tipe studio, dan 2 kamar di lantai paling atas berupa penthouse (ada rooftopnya cakep banget, tapi sekarang udah ga boleh diakses kecuali sama penghuni penthousenya).


Untuk menuju kamar, kita memang masuk selalu dari gerbang tersebut, namun langsung belok kiri, bukan ke arah parkiran. Dari luar kamar, aksen dindingnya berupa batu bata merah yang tidak disemen, klasik nan cantik.

Oh ya bukan seperti rumah kos-kosan biasa yang masuk dulu ke satu pintu rumah dan antarpintu kamar biasanya sangat berdekatan, kosan ini dari luar langsung masuk ke kamar masing-masing. Ketika masuk ke kamar, cat tembok dan lemarinya bernuansa putih, dan masih tetap ada aksen batu bata merahnya. Kamar mandinya pun bernuansa putih. Lantai bagian kamarnya tidak pakai keramik karena memang tipe unfinished building. Untuk kamar lantai 1 jendela besarnya hanya di satu sisi, di sisi lainnya hanya ada jendela kecil di dekat kompor untuk sirkulasi udara. Mulai lantai 2 ke atas, jendela besarnya ada di kedua sisi. Cahaya matahari selalu bisa masuk jika sedang cerah.
Fasilitas yang didapat pun melebihi ekspektasi kami. Kamarnya cukup luas untuk berdua. Di dapurnya komplet tersedia wastafel, kompor, dan bahkan ada kulkas kecil yang semuanya bersih dan nyaman untuk dipakai. Kamar mandinya pun sudah tersedia water heater. Soal furnitur, di kamar sudah tersedia sofa bed, lemari pakaian, lemari dapur, cermin besar, kursi dan meja kayu, serta kipas angin dan AC. Oh ya untuk biaya air Alhamdulillah gratis, jadi biaya bulanan yang dikeluarkan hanya untuk kamar dan listrik yang diisi sendiri via token. Oh ya di sini juga sudah tersedia parkiran yang cukup luas untuk banyak mobil dan beberapa motor. Free parking fee juga untuk motor, namun untuk mobil kalau tidak salah fee nya sekitar Rp 100.000 atau Rp 200.000 perbulan (maaf lupa tepatnya). Di sini juga setiap minggunya kamar dibersihkan oleh staff kebersihan kosan, termasuk kamar mandinya. Untuk cek foto fasilitas nya silakan cek iklan yang kami lihat dahulu berikut.
Karena memang tidak banyak kost tipe studio saat itu (akhir tahun 2016) kami tidak punya banyak pembanding online, dan kamipun hanya survey ke satu lagi tempat dan akhirnya memutuskan untuk coba kost di Bagas Jeges saja yang memang sudah sangat sreg. Ya, ternyata namanya Bagas Jeges di papan alamat depan kost nya, bukan Bagaz Jegez seperti yang tertera di iklan hehe. Faj sudah pindahan lebih dulu ke Bagas Jeges sekitar sebulan sebelum kami menikah, sedangkan aku “dibawa pulang” oleh Faj ke Bagas Jeges setelah usai cuti menikah 🧡
Nyaman Tinggal di Bagas Jeges
Setelah cukup lama tinggal di Bagas Jeges, tempat ini menjadi comfort zone kami. Aku pribadi merasa nyaman sekali tinggal di sini, aku yakin suamiku juga merasa yang sama sih hehe. Bagas Jeges ini menurutku tempat yang cocok sekali untuk pasangan muda yang sedang belajar hidup berdua.
Cahaya matahari masuk dengan cantik. Selain kepentingan kesehatan, cahaya matahari di Bagas Jeges ini juga berguna untuk kami yang senang foto-foto.





Lokasi strategis, dekat ke banyak fasilitas umum. Bagas Jeges ini terletak di tengah-tengah Kokas, Saharjo, Halimun, dan Gedung KPK. Dekat dan mudah kemana-mana rasanya. Di sekitar wilayah kost juga sudah komplet tersedia fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan seperti mushala, ATM, pasar, klinik, mini market, jasa ekspedisi, dan rumah sakit serta pusat perbelanjaan juga banyak yang dekat. Di sekitar sini sangat banyak mushala, setiap belokan ada sepertinya, yang sangat dekat kost juga ada, dan biasanya jadi patokan untuk ojeg online yaitu Mushala Darul Khair. Selain mushala ada juga masjid besarnya, yang paling besar sekitar 1 KM dari Bagas Jeges yaitu Masjid Tangkuban Parahu yang didepannya ada taman yang rimbun juga. Pasar ada dua, Pasar Manggis dan Pasar Rumput. Untuk pasar basah aku selalu ke Pasar Rumput, kalau Pasar Manggis hanya pernah untuk beli alat tulis dan fotokopi saja, belum pernah masuk ke dalamnya. Klinik dan dokter juga ada beberapa namun kami selalu ke Klinik Fakhira jika sakit dan butuh uang cash. Ya di Klinik Fakhira ada ATM BNI soalnya hehe. Kalau rumah sakit ada MMC, dan RSIA Tambak yang saya hafal. Kalau mau ke mall juga sangat dekat ke Kokas, bisa lewat jalan motong gang, ada Pasfes juga. Atau kalau mau ke ITC, Lotte Avenue, Kuncit, Semanggi, dan GI pun masih sangat dekat.

Galon, gas, tukang sayur, toko frozen food. Sebagai newlyweds yang mengurus air galon dan gas sendiri, di sekitar sini banyak warung yang menjual isi ulang gas dan air galon yang bahkan buka hingga larut malam. Ini sangat memudahkan Alhamdulillah. Selain itu tukang sayur juga setiap hari lewat ke depan kost, yang sangat membantu jika sedang tidak bisa ke pasar. Dan sangat dekat dengan kosan juga ada toko frozen food murah meriah tempat kami beli stok sosis, bakso, dan nugget.

Banyak tempat kuliner yang sangat enak. Di sini sangat banyak jajanan yang murah meriah dan enak-enak. Warung nasi padang, warteg, bubur, berbagai merk ayam krispi, warung bakso, tenda nasi goreng, sate padang, soto, sate, tongseng juga banyak sekali pilihan yang murah meriah. Jika ada waktu dan kesempatan, sangat ingin aku mereview semua makanan favorit kami di sekitar kost.
Privasi terjaga. Tipe bangunan kosannya membuat kamar masing-masing penghuni jadi lebih private. You know, newlywed butuh dong ya privasi ☺️ Dari dalam kamar memang sangat bisa terdengar suara dari luar, tapi dari luar atau dari kamar masing-masing jarang sekali terdengar suara dari kamar lain kecuali kalau lagi ada yang memasang musik atau film dengan volume sangat besar. Eh penting ga sih bahas soal suara? Hahaha. Namun dengan tipe kosan seperti ini pun kami jadi tidak saling mengenal dengan tetangga kost. Hanya saling manggut atau permisi saja paling jika bertemu di depan kamar. Staff kosan pun selalu minta izin dulu jika ada kepentingan untuk mengecek kamar.
Bagas Jeges sebagai lokasi di ojeg online. Untuk yang satu ini sebenarnya tidak begitu krusial, tapi ini sangat memudahkan karena ternyata lokasi kosan kami sudah langsung tertera di kedua aplikasi ojeg online. Jika ada teman yang perlu mengantar paket ke kami pun mudah sekali mengarahkannya tinggal suruh search “Bagas Jeges” saja.
Keluarga di kosan. Kosan ini selain ada staff kebersihannya, juga ada Nenek di rumah sebelah yang bersatu dengan bangunan kosan ini yang selalu ada dan sering bertemu di sekitar Kosan, kami menyebutnya Opung. Memang sebetulnya kami tidak sering mengobrol, tapi dengan adanya sosok beliau, kos-kosan ini rasanya jadi lebih homey saja teringat Nenek di Bandung 🧡 Berbeda dengan Opung yang kami jarang bercengkrama, kami justru hampir setiap hari bermain dengan Ule. Ule si kucing kosan. Kucing kampung yang sangat kami sayang. Ule ini datangnya hampir bersamaan dengan kami mulai tinggal di sini. dari Ule masih sangaaat kecil hingga sekarang sudah 3 kali melahirkan. Di kosan ini kucing diperbolehkan beranak pinak, dan bahkan kami para penghuni senang memberi mereka makan. Ada juga yang memelihara kucing di dalam kamarnya dan itu diperbolehkan oleh pemilik kost.

Sampai di sini, sepertinya itu dulu yang ingin aku sampaikan soal Kost Bagas Jeges yang sangat nyaman untuk kami tinggali dan sangat sayang untuk kami tinggalkan. Saat ini kami sudah tidak tinggal di sini karena mempersiapkan kehadiran buah hati kami. Ya, menurutku Bagas jeges adalah best choice untuk pasangan yang masih tinggal berdua. Karena untuk tinggal bersama bayi, kami rasa perlu tempat yang lebih private lagi sehingga kami memutuskan harus pindah. Semoga tulisan ini berguna bagi yang sedang memerlukan info ini yaa 😊
lengkap bangeeet. keceee kosannya
LikeLike
Mangsstapp kosannya.
LikeLike
Halo! Aku Atya. Jika diizinkan bolehkah bisa dapat info kontak dari kosnya? Saya tah berusaha menghubungi dari platform mamikost dan kontak yang tertera di internet namun belum ada tanggapan. Jika boleh bisa berbagi kontak kos Bagas Jeges di soysaucepackages@gmail.com . Terimakasih banyak! Semoga sehat selalu.
LikeLike